Langsung ke konten utama

"ATTITUDE DISEKELILING HOMONCULUS"

 Surakarta, 11 September 2024.

Disclaimer(!!!):Dimohon kebijakannya untuk membaca dengan seksama,jangan ditelan mentah-mentah karena kita manusia yang berakal jadi silahkan gunakan  interpretasi anda sendiri semaksimal mungkin.Selanjutnya saya mohon maaf terlebih dahulu apabila kata-kata yang saya gunakan kurang tepat serta tanpa didasarkan untuk menyinggung pihak-pihak tertentu.


    Ketika kita dilahirkan dan dirawat mulai dari fase dalam kandungan,bayi,balita,belajar merangkak hingga menjadi dewasa seutuhnya tentunya tujuan utamanya adalah mewujudkan dan mempersiapkan sosok manusia yang ideal,bijak,adil serta dapat bertahan hidup dalam lingkungan kemasyarakatan secara global.Karena sesuai daripada esensi ataupun hakekat dari manusia sendiri yakni mahluk sosial dimana kehidupan mereka tak lepas dari interaksi kepada lingkungan dan orang-orang disekelilingnya demi mendapatkan suatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

  Maka seiring dengan berkembangnya interaksi manusia terciptalah budaya-budaya/culture yang berbeda satu sama lain namun yang pasti ada didalamnya adalah kehidupan berpolitik.Politik disini adalah definisi umum bukan hanya merujuk kepada pemerintahan,kekuasaan ataupun kewenangan semata.Dimana politik adalah suatu cara yang digunakan manusia untuk memperhalus tujuan yang diinginkannya,adapun politik yang umum ada didalam masyarakat seperti politik personal,interpersonal,organization ataupun government.Sebenarnya selain faktor politik pun ada beberapa hal lain yang mewarnai kehidupan berinteraksi dalam masyarakat seperti ambisi,harga diri,validasi ataupun masih banyak hal yang tentunya tidak bisa saya sebutkan semuannya.

    Namun yang menjadi permasalahan bias adalah ketika semua interaksi yang sebagian besar disertai tujuan baik secara eksplisit ataupun tidak,adakalanya manusia melupakan satu hal penting yakni apa yang kita biasa sebut sebagai etika/adab/attitude/akhlak.Padahal itu adalah konsep dasar yang krusial pada setiap lini kehidupan manusia sebagai mahluk sosial,fenomena ini terkadang terjadi pada setiap kondisi kehidupan manusia,mulai dari manusia yang tujuannya telah terpenuhi seperti para politikus yang membuang suara rakyatnya setelah ditetapkan menjadi pejabat,manusia yang menuju tujuannya seperti pegawai berdasi yang rela menjilat kaki bosnya untuk naik jabatan bahkan mungkin manusia yang sekedar berangan-angan seperti penerima subsidi pemerintah yang mereka gunakan bantuannya untuk main dimeja judi.

    Maka yang saya sebutkan diatas tentunya tidak bisa dipukul rata itu hanya sebatas anomali yang berputar didalam kehdiupan masyarakat.Akibatnya attitude diharuskan hadir dan mengikat setiap perbuatan manusia agar terjadi penyesuaian dan keseimbangan dalam masalah hak dan kewajiban dalam lingkup ruang sosial.Hal essensial ini terkadang lepas dari diri manusia itu sendiri baik direkonstruksi maupun secara natural saja,ini berkaitan dengan kehidupan manusia yang kompleks dalam mencapai tujuan yang dikehendaki masing-masing.


    Kalau berbicara mengenai dimensi sosial sebagai ruang interaksi manusia maka kesadaran terkait adab perlu lebih ditekankan agar terciptanya kehidupan yang harmoni dan kompetisi yang sehat.Jadi akan begitu bodoh jika ilmu tidak didasari adab didalamnya seperti intelektual/akademisi yang tidak mau lagi mengosongkan gelasnya dan memaksakan perspektifnya sendiri,akan sia-sia jika prestasi/validasi tidak didasari adab didalamnya seperti seekor kucing yang berhasil memangsa buruannya dan membanggakan diri terlalu tinggi padahal ada seekor singa dihadapannya yang siap menerkam mangsanya itu kapan saja.

    Akan begitu egois apabila subsidi tak disertai penerima yang punya adab seperti memberi makan seekor anjing yang balik mengigit manusia yang membantunya, akan menjadi tak tahu malu apabila para pemangku jabatan disuatu instansi masyarakat atau negara tak punya adab seperti seseorang yang sudah disokong banyak orang untuk pergi keatas dan mewakilkan orang-orang yang tertindas walaupun pada akhirnya mereka berubah menjadi penindas dan menginjak orang-orang dibawah yang sudah menjunjungnya.

    Attitude/adab hadir didalam setiap inti kecil manusia baik disadari ataupun butuh stimulus untuk menyadarinya.Attitude sebagai bagian dari demands social dalam ruang lingkup psikologi hadir untuk menahan hawa nafsu manusia sebagai tuntutan perilaku sopan santtun yang mencerminkan kehdiupan bermasyarakat yang baik.Attitude/adab yang kini seharusnya sudah mulai disadari pentingnya oleh manusia baik dalam bidang ilmu,sosial bahkan agama.Attitude juga yang perlahan hilang karena tergerus budaya-budaya yang tak sesuai hati nurani manusia.

>Berikut sepenggal bait,silahkan dibaca

Pulang

Digelarnya sajadah lusuh dan tua

Tempat menundukan hati dan kepala

Wadah memohon pengampunan dosa

Berbenah menjadi insan yang lebih mulia


Curahkan segalanya pada malam itu

Ketika hati tak kuasa menahan pilu

Menyesali semua yang berlalu

Penuh rindu akan kuasamu


Dijinakan api merah

Ketika hati dipenuhi amarah

Serta ingin meluap tak terarah

Dengan pelampiasan yang tak tentu arah


Semula meradang menjadi abu

Mata berdarah kini tampak biru

Hati yang cair dulunya beku

Tanda berdamai dengan diri yang lalu


Adab membentuk peradaban,attitude membentuk harmoni kehidupan.

~Dwiki Ariyadi




    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"PERINGATAN DARURAT,KETIKA BANGSA DIJAJAH OLIGARKI RAKYAT MESTI MENGGUGAT."

Surakarta,24 Agustus 2024.    

"MENILIK HISTORIS LEWAT MADILOG."

 Surakarta,14 September 2024.

SATIRE 1.0 "OPINI KECIL DALAM LAPISAN RAKYAT"

Surakarta,6 September 2024.