Langsung ke konten utama

SATIRE 1.1"SISTEM PENDIDIKAN SEBUTIR DEBU."

 Surakarta, 18 September 2024.

Disclaimer(!!!):Dimohon kebijakannya untuk membaca dengan seksama,jangan ditelan mentah-mentah karena kita manusia yang berakal jadi silahkan gunakan  interpretasi anda sendiri semaksimal mungkin.Selanjutnya saya mohon maaf terlebih dahulu apabila kata-kata yang saya gunakan kurang tepat serta tanpa didasarkan untuk menyinggung pihak-pihak tertentu.

    Ilmu adalah sesuatu yang pasti dibutuhkan manusia mulai dari zaman dahulu kala sebagai alat bantu baik untuk mewujudkan atau memperhalus manusia mencapai tujuan tertentu,tak jarang ilmu hadir ditengah-tengah mahluk sosial karena mereka ingin mengetahui eksistensi hal-hal tertentu dan apa pengaruhnya dalam kehidupan yang semu.Beribu-ribu tahun lamanya berlalu hingga bentuk dari ilmu begitu kompleks dengan penerapannya yang modern khususnya dominan terhadap sains dan teknologi.

    Dalam perkembangannya ilmu diajarkan serta diterapakan dalam suatu tatanan masyarakat melalui sebuah institusi yang biasanya didirikan oleh suatu negara,yayasan ataupun kaum borjuis tertentu,inilah yang menjadi cikal bakal sistem pendidikan resmi walaupun kalau dilihat dari historisnya pendidikan sudah ada sejak dahulu ketika unsur-unsur tertentu terpenuhi seperti adanya guru,adanya murid hingga kegiatan yang berupa pembelajaran efektif dilakukan untuk menyampaikan ilmu dan membagikannya sebanyak mungkin demi membentuk suatu peradaban yang lebih baik.

    Sistem pendidikan pun kini terwujud dan berkembang di bumi pertiwi hingga dapat kita rasakan mudahnya akses pendidikan dizaman sekarang melalui berbagai dorongan yang ada seperti program wajib pemerintah dalam belajar sekurang-kurangnya 12 tahun,subsidi dan peningkatan sarana pendidikan hingga gadget yang jauh mempermudah pencarian informasi jika dibandingkan dengan zaman dahulu yang mestinya mencari sumber literatur dalam jumlah yang terbatas.

    Namun ironisnya dinegara dengan jumlah penduduk dan kekayaan yang melimpah justru hal essensial seperti sistem pendidikan sangat tertinggal jauh dari negara-negara lainnya.Ketertinggalan kita dipengaruhi oleh indikator problematik pendidikan yang sangat kompleks dan berkesinambungan antara satu dengan hal lainnya.Mulai dari pengadaan sekolah yang belum merata diberbagai pelosok dibanding wilayah sentral,fasilitas yang kurang memadahi,kompetensi khas tenaga pendidik yang masih dipertanyakan bahkan berujung kepada minat dan motivasi belajar siswa yang kurang.

    Sejak pergantian kepemimpinan baik dari presiden maupun kabinet yang disusun,pembangunan yang terfokus adalah dipulau jawa dimana dampak yang kini pasti dirasakan dari negara kepulauan dan pluralisme pasti ketimpangan dari berbagai sektor khususnya pendidikan,adanya ketidakpuasan dari suatu golongan yang berujung pada pemberontakan hingga yang kita rasakan saat ini ketika pulau jawa sudah mulai tidak senyaman dan bersahabat untuk ditinggali entah mungkin karena kenaikan suhu ataupun penyakit pernafasan yang berakar dari polutan dari berbagai sektor yang ada.


    Belum cukup pada masalah essensial seperti pengadaan sekolah,tren dari dulu hingga sekarang adalah banyak orang-orang berbondong untuk mengikuti tes cpns dengan harapan dapat menduduki jabatan fungsional yang memiliki pendapatan stabil khususnya seorang guru,namun diluar itu status guru honorer pun perlu mendapatkan fokus terkait insentif yang layak dari pemerintah.Terkadang masyarakat umum masih bertanya-tanya dan membandingkan gaji antara tenaga pengajar didalam negeri dengan diluar negeri terlampau jauh,jawabannya sepertinya ada pada kompetensi dan garansi yang dapat diberikan guru kepada setiap anak didiknya.Kompetensi yang dimiliki seorang tenaga pengajar haruslah berfokus pada teknik mengajar tidak hanya pada akademik,mungkin ini sebagai imbas dari dominasi pendidikan formal yang ditempuh ataupun bisa jadi struktur tes cpns jabatan fungsional yang didesain dengan banyak soal akademik dasar namun tidak spesifik terhadap profesi yang akan dijalani, seharusnya ini berkaitan mengenai bagaimana cara mengajar yang baik,metode pembelajaran yang efektif,bagaimana menggali bakat dan minat siswa hingga teknik psikologis dalam menghadapi siswa dengan kondisi tertentu,saya rasa bahkan untuk tes cpns sejak zaman dahulu materi yang diujikan terlalu fokus kepada akademik bukan kepada kompetensi dalam menjalankan profesi kasarnya tak ada beda dengan ujian tengah semester ataupun ujian nasional yang dijalani para siswa.

    Yang kedua adalah terkait garansi,hal ini berhubungan dengan jaminan apa yang akan didapat siswa setelah menempuh pendidikan?apakah setidaknya para siswa dapat mendapatkan pekerjaan yang layak atas ilmu/pendidikan yang selama ini telah dijalani dan dipelajari,namun kenyataanya sangat sulit untuk mencari relevansi antara pekerjaan ataupun karir dikarenakan sistem pendidikan yang pada dasarnya minim mengajarkan keahlian yang khas dan dibutuhkan pada sektor-sektor pekerjaan yang ada.Seperti halnya seorang murid yang bertanya kepada seorang guru apakah ia bisa menjadi sesuatu yang didambakannya,sang guru pun dalam hati kebingungan dan tidak dapat menjanjikan sesuatu walaupun sekilas yang nampak diluar pasti akan sikap supportif demi memberikan suggesti yang baik kepada sang murid.

    Jika membicarakan sistem pendidikan yang berjalan disuatu negara barang tentu tidak akan terlepas dari negara dan pemerintahan.Tak jarang dinegara ini masih banyak oknum-oknum yang memangkas anggaran mulia seperti pendidikan hanya untuk kepentingannya sendiri,maka ini tak lebih dari pengkhianatan terhadap salah satu tujuan negara yakni 'mencerdaskan kehidupan bangsa' demi 'memajukan kesejahteraan umum'.Tugas pemerintah adalah untuk menyediakan sarana pendidikan yang layak,kesejahteraan tenaga pendidik,mewujudkan sistem pendidikan yang mampu bersaing secara global atau bahkan dalam jangka panjang dapat memberikan lowongan yang dibutuhkan dimasyarakat luas berdasarkan sistem pendidikan yang tujuannya mengisi sektor-sektor tersebut berdasarkan keahlian yang selama ini telah dipelajari.

    Ketika menyinggung sedikit mengenai salah satu kebijakan pemerintah yakni sistem zonasi yang mulai diterapkan sejak 2016 akan banyak problem dibalik tujuan utamanya.Sistem ini bertujuan untuk menghapuskan diskriminasi terkait sekolah favorit,menghadirkan pemerataan akses pendidikan serta mengurangi ketimpangan kualitas pendidikan.Namun yang terjadi dibeberapa lapangan adalah sebaliknya mulai dari hilangnya kesempatan siswa berprestasi yang memiliki segudang potensi untuk memilih sekolah impiannya,tenaga pengajar yang masih kurang merata khususnya diwilayah pelosok hingga ketimpangan fasilitas dan sarana prasarana dibeberapa sekolah khususnya pula didaerah pelosok tanah air.


    Sistem zonasi baru akan berjalan dan terwujud dengan optimal apabila setiap sekolah memiliki fasilitas dan sarana prasarana yang memadai,tenaga pengajar yang cukup ataupun subsidi pendidikan yang rata diberikan oleh pemerintah.Maka sistem ini adalah salah satu contoh dari sekian banyak tindakan pemerintah yang terlalu cepat dalam memutuskan kebijakan sedang faktor-faktor strategis yang harusnya menopang dan mendorong cenderung dilupakan/diabaikan.

    Maka jika kita lihat fenomena dan stigma terkait sistem pendidikan dinegara ini untuk beberapa dekade terakhir dimata masyarakat luas akan cenderung lebih banyak melayangkan hal-hal negatif yang tidak seharusnya kita dengar ataupun lihat,zaman sekarang akan banyak dijumpai beberapa ketimpanagan fasilitas pendidikan,oknum-oknum yang mengambil anggaran pendidikan,tenaga pengajar yang sering bolos hingga minat belajar siswa yang kurang dan berberapa bahkan berimbas kepada kenakalan remaja,demkian adalah impact daripada eksekusi yang tidak tepat antara berbagai pihak disektor ini yang saling berhubungan dan kompleks yang apabila dijabarkan satu persatu tidak akan cukup dalam membahas solusi permasalahannya apabila tidak disadari dan diperbaiki secara bertahap mulai sekarang.

>Berikut sepenggal bait untuk dihayati

Terang

Gelap...tak ada satupun cahaya

ketika zaman penuh aniaya

Ia datang karena janji sang kuasa

Mencerahkan manusia yang mulai tak berdaya


Barangakali ilmu adalah hal yang baru

Tidaklah apa...dibanding kejahatan yang semu

Hadir untuk membenahi sesuatu

Mengikat nafsu yang merah menjadi biru


Sosok yang dititipi firman

Setiap sabdanya akan penuh artian

Demi membuang semua kesesatan

Yang menghalangi tegaknya keadilan


Setiap lisannya memberi ajar

Agar manusia dapat belajar

Pastilah sesuatu yang wajar

Ingatlah dan tulis pada lembar-lembar


"Jadilah manusia yang berilmu,temukan hal baru dalam dirimu."

~Dwiki Ariyadi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"PERINGATAN DARURAT,KETIKA BANGSA DIJAJAH OLIGARKI RAKYAT MESTI MENGGUGAT."

Surakarta,24 Agustus 2024.    

"MENILIK HISTORIS LEWAT MADILOG."

 Surakarta,14 September 2024.

SATIRE 1.0 "OPINI KECIL DALAM LAPISAN RAKYAT"

Surakarta,6 September 2024.