Langsung ke konten utama

SATIRE 1.2 "JEJAK FEODAL DALAM ZAMAN MODERN."

Surakarta, 28 September 2024.
Disclaimer(!!!):Dimohon kebijakannya untuk membaca dengan seksama,jangan ditelan mentah-mentah karena kita manusia yang berakal jadi silahkan gunakan  interpretasi anda sendiri semaksimal mungkin.Selanjutnya saya mohon maaf terlebih dahulu apabila kata-kata yang saya gunakan kurang tepat serta tanpa didasarkan untuk menyinggung pihak-pihak tertentu.

    Ketika berbicara salah satu aktivitas vital beserta attribut penunjangnya di dalam masyarakat indonesia tentunya akan tersemat sejenak didalam benak kita bahwa akomodasi(perpindahan manusia dan barang) yang meliputi transportasi, sarana prasarana, infrastuktur umum penunjang lalu lintas bahkan semua elemen yang berperan dalam hal ini baik masyarakat ataupun pihak-pihak berotoritas menjadi satu kesatuan yang membentuk suatu ekosistem dalam kehidupan sehari-hari dimana semua unsur akan saling mempengaruhi untuk mewujudkan tujuan daripada kehidupan yang efektif dan efisiensi di zaman sekarang.



    Mungkin sepeda motor dan mobil sudah tidak asing lagi terdengar dan bahkan dimiliki masyarakat luas sekarang,mengingat semakin majunya zaman dimana  variasi dan tipe kendaraan beragam dengan kemudahan akses dalam pembelian yang kini semakin terjangkau bagi semua kalangan.Kita lihat daripada fenomena kemacetan yang terjadi dalam masyarakat khususnya di kota-kota dengan jam kerja yang padat,potensi global warming yang semakin meningkat karena polusi udara bahkan tak jarang berimbas kepada kesehatan fisik,infrastruktur dan peraturan lalu lintas yang dinilai masih kurang efektif diterapkan ataupun masih banyak hal lainnya.Jika direfleksikan ini adalah bentuk impact daripada kebutuhan dan daya beli masyarakat yang kini saya rasa begitu masif,dalam kondisi tertentu suatu keluarga yang sederhana saja bahkan alat transportasinya pastilah lebih dari satu apalagi jika kita melihat kaum konglomerat yang suka sekali mengkoleksi kendaraan mulai dari tipe sport hingga harian.


    Dengan banyaknya alat transportasi tentunya dibutuhkan infrastrukur,sarana dan prasarana  hingga pihak dan aturan yang memadai guna menjadi alat penunjang dan tolak ukur keberhasilan dibelakangnya.Masyarakat kadang mengeluhkan jalanan umum yang masih perlu adanya rehabilitasi baik pembangunan/perbaikan/pelebaran ataupun yang lainnya namun eksekusi daripada pemerintah sendiri kurang maksimal mungkin  saja ini terjadi lantaran kurangnya komunikasi dalam beraspirasi ataupun memang anggarannya tidak cukup karena harus disisihkan ke kantong pejabat.Kemudian masalah lain datang kepada pihak yang berotoritas dalam hal lalu lintas dan sarana transportasi,sekarang kita melihat banyak pejabat fungsional seperti polisi yang mengatur lalu lintas akan sedikit jarang ditemui kecuali dalam event besar tertentu seperti hilir mudik contohnya,maka kemudian fokus,edukasi dan kinerja daripada pihak ini harus dipertajam lagi mengingat masalah transportasi yang sudah sangat bias tak jarang banyak pelanggar yang merasa acuh dengan adanya peraturan yang ada.


    Dalam hal ini tak akan cukup ketika hanya berbicara mengenai infrastuktur dan pihak berotoritas yang menjadi regulator/eksekutor namun perlu diingat bahwa masyarakatlah yang paling dominan berkegiatan aktif dalam ekosistem ini.Walaupun jumlah alat transportasi sudah tidak dapat dibendung paling tidak kesadaran masyarakat mengenai tata cara berlalu-lintas yang baik dan benar perlu menjadi fokus utama barulah hal-hal lain seperti etika berkendara perlu diterapkan lebih baik lagi,di zaman sekarang masyarakat umumnya hanya bermodalkan nekat tanpa berusaha sedikit saja memahami adab berkendara,akan banyak ditemui pelanggar yang merasa tak bersalah,anak-anak kecil yang belum cukup umur berkendara,hak-hak pejalan kaki/pedestrian berupa trotoar yang sering sekali direbut oleh pengendara tanpa merasa bersalah sedikitpun kalau saya umpamakan secara kasar ini termasuk sifat yang kolonialis(suka menjajah) dan oportunis(mencari kesempatan/peluang dalam kesulitan orang lain),bahkan baru-baru ini orang-orang mengeluhkan mengenai pengendara yang mengemudi sambil merokok tentunya asap dan putung serbuk nya akan mengenai orang-orang yang berada dibelakangnya.Beberapa orang yang berusaha menegur penyimpangan dan ulah tadi ke arah yang lebih beretika mungkin akan serba salah,lantaran pengendara justru acuh tak acuh dan menegaskan bahwa itu bukan urusan/masalah umum,bukankah ini egois sekali?


    Tak jarang kini ada masalah yang kompleks dan laten untuk diperbaiki yakni berkaitan dengan  oknum-oknum tak bertanggung jawab yang melakukan pungli-pungli dijalanan dengan mengatasnamakan instansi terkait ataupun fenomena parkir liar dan tukang parkir liar yang membuat omset beberapa wirausaha mengalami penurunan yang cukup signifikan,kemudian dalam beberapa kondisi sebagian oknum masyarakat membuat pinggiran jalanan umum sebagai lahan parkir kendaraan lantaran belum mempunyai garasi dalam menyimpan alat transportasinya sehingga ini menjadi tumpang tindih antara kepemilikan dan kesanggupan dalam memiliki,bahkan didalam beberapa kesempatan baik didesa ataupun kota kita akan cukup mendapati bahwa sebagian oknum masyarakat membuat acara penikahan atau hajatan hingga menujtupi dan memblokir akses sebagian jalan/sepenuhnya.


    Mengapa aktivitas yang seharusnya krusial bagi masyarakat harus dihadapkan dengan berbagai fenomena dan anomali yang perlahan menghancurkan ekosistem yang terus berjalan?perlu kita telusuri bahwa semua masalah yang disebutkan diatas akan berakar pada pola pikir dan kesadaran manusia dalam hidup bermasyarakat,sebagian elemen masyarakat sekarang akan cenderung lebih memilih kepentingan pribadi dan kenyamanan sepihak dibanding dengan keberlangsungan tujuan umum dimana semua menikmati kemudahan akses yang ada.Maka jika ditarik kesimpulan terkait fenomena ini akan merujuk kepada suatu paham kuno yang tak lebih dari sekedar feodalisme diera modern,ketika manusia memiliki segudang hasrat untuk memakmurkan diri/golongan sendiri dengan mengatasnamakan kepemilikan umum sebagai suatu alibi yang lama-kelamaan akan bersifat laten dan sulit diperbaiki apabila pola pikir tersebut tidak mau dibenahi.Pada akhirnya yang menikmati semua akses transportasi adalah semua orang yakni semua warga negara yang memiliki hak,jadi paling tidak ketika dampak negatifnya mulai bertebaran maka jangan malah menambah suatu kerumitan.
>Berikut sepenggal bait,

Loba

Segera kuasai tanah itu
Buatkan aturan yang membelenggu
Gunakan apa saja,puji...dan rayu...
Jangan ada sedikitpun ragu

Begitulah kiranya sosok dahulu
Berlindung dibalik sesuatu,tak jarang membuat regu-regu
Demi terciptanya satu tuju
Yakni mempertahankan mandat yang lalu

Umpamakan seperti rantai
Satu berkarat,semua terbantai
Hal-hal baik mulailah dituai
Agar tak segera mengotori perangai

Tampak luar terlihat biasa
Berlaku bagi sang naif belaka
Ketika kau pahami dalamnya
Maka perlahan jiwamu kan binasa

"Habit dan ekosistem adalah satu,habit yang bagus membentuk ekosistem yang maju."
~Dwiki Ariyadi



Komentar

Postingan populer dari blog ini

"PERINGATAN DARURAT,KETIKA BANGSA DIJAJAH OLIGARKI RAKYAT MESTI MENGGUGAT."

Surakarta,24 Agustus 2024.    

"MENILIK HISTORIS LEWAT MADILOG."

 Surakarta,14 September 2024.

SATIRE 1.0 "OPINI KECIL DALAM LAPISAN RAKYAT"

Surakarta,6 September 2024.